Membaca
cerpen Mau Kah Kau Menghapus Bekas
Bibirnya Di Bibirku Dengan Bibirmu karangan Hamsat Rangkuti menceritakan
penyesalan seorang wanita dalam menjalin sebuah hubungan percintaan dengan
laki-laki. Persoalan yang diceritakan dalam cerpen ini, penulis mengambil sudut
pandang penceritaan masalah dari seorang wanita. Dalam cerita dikisahkan
seorang wanita yang menyesali apa yang sudah dilakukannya, dan ingin
menghilangkan bekas-bekas kenangan sewaktu menjalin hubungan bersama laki-laki.
Dalam cerita digambarkan, seorang wanita membuang segala pemberian dari
laki-laki tersebut, mulai dari cincin, baju, celana, sepatu, pakaian dalam, dan
lain-lain. Permasalahan yang dimunculkan dalam cerita ini adalah, wanita
tersebut tidak bisa membuang bekas kecupan di bibirnya pemberian laki-laki yang
dulu pacarnya itu.
Kenapa
penulis dalam cerpennya membuat wanita yang mempermasalahkan kecupan yang diberikan
oleh laki-laki ? logikanya kecupan tersebut tidak akan terjadi tanpa adanya
kerjasama kedua belah pihak. Dalam cerpen digambarkan betapa menyesalnya
seorang wanita terhadap kecupan dari seorang laki-laki di bibirnya itu. Kemudian,
Apakah laki-laki (mantan pacar wanita tersebut) tidak menyesal juga atas
kecupan di bibirnya itu? Tentu iya, karena laki-laki juga ingin hilang dari
kenangan lama yang mungkin mengkelamkan masa depannya.
Inilah yang
menjadi bahan yang akan dibahasa, yaitu wanita dalam sebuah hubungan. Dalam
kenyataan kehidupan sehari-hari banyak diantara mereka yang menjalin sebuah
hubungan dengan pasangan lawan jenisnya, banyak yang lepas dari kontrol dari nilai-nilai
dan norma yang berlaku. Hal-hal yang tabu di kehidupan sekarang tidak lagi
terlalu dipermasalahkan, contohnya seorang anak perempuan yang keluyuran
malam-malam dengan teman laki-laki dan larut malam pulang ke rumah, atau
kehidupan anak kos yang lepas control, seperti bertamu pada kos lawan jenis
melewati batas jam tamu, atau pergi keluar malam dengan pacarnya kemudian
pulang menjelang subuh. Inilah kenyataan-kenyataan yang sangat nyata pada
remaja-remaja zaman sekarang. Semuanya dianggap hal yang biasa dan tidak tabu.
Padahal kalau kita menggunakan kaca mata nilai dan norma, adat serta agama, yang
dipaparkan di atas adalah hal-hal yang sangat tabu sekali didengar, dilihat
dalam masyarakat dan sangat bertentangan sekali dengan nilai dan norma, adat
serta agama.
Dalam cerpen
ini Hamsad Rangkuti mengisahkan dalam suatu hubungan antar lawan jenis, wanita
tersebut sangat menyesal atas hubungan yang telah dijalinnya dengan laki-laki
itu. Penyesalan yang dialami oleh wanita tersebut adalah ketika ia tidak
bersama laki-laki itu lagi, dan ingin menghapus semua kenangan dari laki-laki
itu dengan membuang apa-apa saja yang pernah diberikan oleh laki-laki itu. Satu
hal yang membuat wanita itu amat kecewa, ketika bekas kecupan di bibirnya dari
laki-laki itu yang tidak bisa ia hapus. Dalam suatu hubungan, apabila wanita
sudah disentuh oleh laki-laki atau pacarnya, katakanlah dipegang tangannya,
dicium pipinya, dikecup bibirnya, atau mengarah pada arah yang lebih parah
lainnya. Memang dalam hal itu kedua pihak sama-sama dirugikan, yaitu dengan
tidak suci lagi. Namun, dalam tingkat kerugiannya, wanitalah yang sangat
dirugikan, dan tingkat penyesalannya, wanitalah yang sangat meyesal dan
penyesalannyapun sangat lama dirasakannya. Biasanya laki-laki hanya tidak peduli
dengan hal yang terjadi itu. Itulah mengapa penulis menjadikan wanita yang
menyesal atas kecupan yang telah terjadi tersebut. Dan mengambil sudut pandang
masalah dari penyesalan wanita dalam sebuah hubungan.
Apabila
sesuatu hal telah terjadi, baik atau buruk, semua tidak bisa kita ulang atau
kita batalkan yang sudah terjadi itu. Wanita dalam hubungan harus mampu menjaga
diri, menjaga dari segala hal yang dapat merusak atau membuatnya merugi. Karena
dalam pandangan laki-laki nilai yang tinggi dari seorang wanita adalah kesucian
dirinnya. Bedahalnya dengan laki-laki, menrut pandangan dari perempuan, nilai
jual atau yang dilihat dari seorang laki-laki adalah kesuksesannya. Kenapa
begitu, karena dalam wadah rumah tangga nantinya, wanita adalah hiasan rumah
tangga, dan laki-laki adalah tulang punggungnya rumah tangga, untuk itu
kehidupan mencangkup keperluan rmah tangga adalah tanggungjawabnya laki-laki.
Pesannya,
apabila dalam hidup yang berpasang-pasang ini, tentu wajar saja sebagai seorang
manusia mempunyai hasrat ketertarikan terhadap lawan jenis. Karena ketertarikan
terhadap lawan jenis itulah yang menandakan kita normal. Namun sebelum semua
dipersiapkan dan sebelum semuanya siap, tentu ada baiknya menghindari jalan
yang salah langkah, untuk menghindari hal-hal buruk yang berujung pada
penyesalan yang akan terjadi. Ketertarikan dengan lawan jenis tidak harus
rasanya dinyatakan dengan menjalin hubungan pacaran misalnya, karena ketika
pacaran, namun kesiapan jiwa dan nafsu yang belum stabil, maka semuanya akan
berpeluang besar terjadinya hal-hal buruk yang dapat merugikan diri sendiri.
Bagaimana mengarahkan ketertariakan pada lawan jenis yang untuk menghindari
terjadinya hal buruk tersebut, salah satunya dengan saling menjaga hati dan
berkomunikasi yang baik tanpa membangun hubungan pacaran, rasanya hal itu bisa
solusi dalam mengarahkan rasa ketertarikan terhadap lawan jenis yang baik.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar